Yamaha New V-Ixion Lighting yang baru diluncurkan sebulan
yang lalu memang sudah memiliki sederet ubahan teknologi dan tambahan
beberapa fitur pada mesin. Tapi ada saja kurang puas dengan performanya.
Untuk itu kita coba bereksperimen pada motor yang dibanderol Rp
22,6 juta dan Rp 22,4 juta (tanpa kick starter) ini. Beberapa komponen
plug n play seperti filter udara, koil, dan knalpot menjadi pilihan yang
paling umum untuk mendongkrak tenaga.
Pilihan ragam
aftermaket-nya juga banyak ditemui di pasaran. Tapi kali ini, filter
udara yang dipilih adalah merek Protec, untuk koil pakai merek
Ultraspeed dan knalpot racing WRX Oval Kompetisi K2.
Yuk langsung
dicoba, Yamaha New V-Ixion diboyong ke bengkel Ultraspeed Racing (UR)
di bilangan Dr. Ciptomangunkusumo No.42 (H. Mencong), Ciledug, Tangerang
Selatan ini, untuk melakukan sederet pengetesan.
Sebagai langkah
awal, tenaga motor standar diukur terlebih dahulu menggunakan chassis
dynamometer keluaran DYNO-mite artinya tenaga yang keluar langsung
diukur melalui penyalur daya terakhir yaitu roda.
Pengetasan
dilakukan sebanyak 3 kali running dan diambil yang terbaik, mulai
dihitung ketika jarum menunjukkan 5000 rpm dengan posisi gigi 4.
“Parameter berdasarkan pengalaman, kalau dibawah itu umumnya tenaga
mesin malah terbaca lebih kecil,” terang Niko sebagai operator dyno dari
UR.
Tenaga standar Yamaha New V-Ixion Lightning didapat 14,32 dk/8.300 rpm dengan torsi 13,04 Nm/7.300 rpm.
Filter UdaraUji coba pertama melakukan penggatian
pada filter udara yang memiliki hambatan rendah dari produk Protec.
"Filter udara berbahan stainless steel ini mampu menambah debit udara
lebih banyak, serta dapat digunakan seumur hidup. Kalau kotor tinggal
cuci saja dengan bensin atau air sabun,” terang Freddy Gautama, punggawa
UR.
Performa yang didapat dari penggantian komponen ini, tenaga
terdongkrak jadi 14,71 dk/8.700 rpm dengan torsi 13,21 Nm/7.600 rpm.
Artinya ada kenaikan 0,39 pada horsepower, dan 0,17 pada torsi.
Koil dan KnalpotSetelah melakukan uji coba pertama,
beberapa komponen lain ditambah, untuk koil yang sudah mengadopsi
teknologi TCI khusus injeksi dipasang. Begitu juga dengan knalpot racing
WRX Oval Kompetisi K2.
Saat running pertama kali, hawa mesin
terasa panas dan terjadi beberapa kali ledakan kecil pada knalpot.
“Pasokan bahan bakar kurang,” jelas Freddy. Pasalnya setting CO
dibiarkan standar bawaan pabrik, ketika dicek menggunakan Fi diagnostic
tools tercatat CO diangka +2.
Coba dinaikan +15 hal yang sama
masih terjadi meski hawa mesin sudah tidak terlalu panas. Akhirnya CO
diubah jadi +30 alias mentok. Hasil akhirnya, peningkatan tenaga yang di
dapat, 14,75 dk/8.500 rpm dan torsi 13,12 Nm/7.500 rpm.
Peningkatan tenaganya memang tidak terlalu signifikan, pasalnya
suplai bahan bakar dirasa masih kurang deras. "Soal pasokan bahan bakar
yang kurang, harus dilakukan penambahan piggyback. Saya yakin kalau
suplai bahan bakarnya sudah ditambah peningkatan tenaganya akan lebih
besar," jelas Freddy.
Sedang spesifikasi knalpotnya sendiri
memang diperuntukan untuk mesin yang sudah mengalami upgrade mesin.
"Knalpot ini bisa digunakan untuk V-Ixion dari yang standar sampai bore
up 250 cc," ujar Indrawan, dari tim marketing WRX. Wajar bila suplai
bahan bakar memang harus banyak ditambah.
Meski begitu, jika
dilihat dari grafik dyno. Terlihat peningkatan tenaga terjadi direntang
8.000 rpm sampai 9.200 rpm, powerband juga lebih luas dan pencapaian
peak power juga lebih cepat dibanding kondisi standar.
Wah, tetap butuh piggyback nih!
(motorplus-online.com)