Senin, 28 Januari 2013

Modif Yamaha Jupiter-Z, 2011 (Bandung)

Yamaha Jupiter-Z, Seting Road Race Untuk Pembalap Gambot

Punya pembalap dengan bobot lebih dari 60 kg, merupakan tantangan berat bagi seorang mekanik. Harus kerja keras untuk membuat mesin yang tak hanya performanya lebih gahar, tapi juga harus tahan digeber sejauh 30 km di lintasan balap.

Bagi mekanik kemarin sore, pasti sudah menghabiskan obat sakit kepala satu kardus. Pusing, coy. Tapi, buat mekanik kawakan sekelas Heru Kate, tak perlu riset lama, karena sudah punya jurusnya. Hasilnya, meskipun mempunyai berat badan lebih dari 60 kg, Agus setiawan tetap menjadi juara umum di Yamaha Cup Race kelas Bebek 110 4-tak Tune Up (MP2) musim 2012.

Berat badan bukan masalah sepele. Karena, berat badan sangat berpengaruh di balapan, khususnya balapan motor bebek yang tenaganya tak sebesar motorsport. Di ilmu teknik mesin, kita mengenal istilah power weight to ratio. Artinya, perbandingan antara berat dengan tenaga mesin. Makin rendah hasil perbandingannya, makin ringan kerja mesin dan motor pun makin cepat.

Mengatasi berat, kuncinya denga memainkan kompresi mesin. Kompresi dibikin lebih tinggi daripada pembalap yang berbobot kurang dari 60 kg. “Untuk pembalap lain di sirkuit tertentu, biasanya kompresi cuma 13 : 1 atau bahkan 12 : 1. Tapi, untuk Agus Setiawan, aku mematok kompresi 13,6:1,” tegas Heru Kate, andalan tim Yamaha Yamalube TDR FDR NHK Yonk Jaya.

Kompresi tinggi, membuat mesin lebih galak di putaran bawah. Tenaganyanya lebih responsif. Hal ini ampuh membuat motor melesat kendati dipacu pembalap gambot.

Meski begitu, ada konsekuensinya. Putaran atas jadi lebih memble. “Gak papa mengorbankan putaran atas. Toh di YCR banyak memakai sirkuit non permanen. Trek lurusnya tak lebih dari 300 meter,” tambah pria yang akrab disapa Pakde ini.

Resiko selanjutnya mesin gampang jebol. Karena, kompresi tinggi membuat suhu mesin gampang melonjak. Hal ini disiasati dengan membuat aliran kabut bahan bakar lancar. Sehingga, membantu mendinginkan mesin.

Mulai menjejalkan spuyer ukuran 108/60 ke dalam Karburator PWK bermoncong 28. Biar alirannya lancar, durasi kem dipatok 272 derajat yang menggerakkan Klep sonic 28 dan 23 mm.

Spuyer besar dan klep besar, otomatis debit bahan bakar melimpah. Kemudian dikompresi piston TDR 55,25 mm. Kabut bahan bakar ini diledakkan saat 36 derajat sebelum TMA.
Sumber : (motorplus-online.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar