Puji syukur kami panjatkan setinggi-tingginya bagi sang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, karena dengan rahmat dan hidayahNya kita dapat
berkumpul di upacara bendera… lho!?! Keliru… wkwkwkw. Dengan rahmat dan
hidayahNya kita dapat berkumpul berdiskusi d, kalau di dunia nyata kita
diskusinya di warkop sebelah bengkel lebih enak hehehe… Diskusi sampai
botak sambil ditemeni kopi luwak! mangstaaabbbb… :p
Kali ini kita membeberkan hasil prakarya mengorek motor bebek
berlambang garputala, so… bagi pemilik kendaraan vega/crypton/jupiter z
yang ingin memiliki motor kencang tanpa bore up, inilah dongengnya! Woi
sing mburi ojo turu nek didongengi, malah ngiler kae i piyeee…
Modifikasi mesin yamaha bore up 200 cc jadi kencang = wajar… Kanibal
blok head supra125 pakai temlar roller + bore up piston tiger , kencang =
wajar, modifikasi modal selangit dikirim ke thailand , kencang,
wajar… modal minim dikirim ke minta spec aneh-aneh , ndak kencang =
wajar. Hehehehe… becanda! Tapi kalau hanya mengandalkan piston crypton
yang berdiameter 49 milimeter (selisih 15 milimeter lebih dengan piston
TIGER ) mau kencang…?!!! Piye carane…? Hmmm seneng kita kalok disuruh
mikir gini
Konsepnya kita tidak boleh melenceng terlalu jauh dari desain para
insinyur Yamaha, kata pakde Graham Bell, jangan over enthusiast =
modifikasi berlebihan…
Sekali lagi, Alhamdulillah, bukan untuk sombong-sombongan, tapi untuk
meramaikan jagad perbalapan bahwa ilmu murmerceng masih bisa dipakai
untuk menciptakan pacuan 9 detik menempuh 200 meter dengan kapasitas
seadanya Supaya kita bisa maju bersama. Toh ini pula hasil dari banyak silaturahmi belajar ke berbagai ahli-ahli permesinan
Apa yang harus dituju…? Pertama, basic motor crypton terlalu tua, PR
pertama mesin harus dibelah total untuk cek kelayakan kruk as,
terutamanya bearing kruk as, dan seluruh bearing transmisi, pastinya
harus diganti baru, pilihannya bisa memakai bearing hi-speed, FAG atau
SKF. Untuk kruk as jika ada dana lebih bisa beli kruk as Jepang atau
Thailand mantap, yang ada rejeki sedikit banyak bisa order crankshaft
jupiter z baru di dealer. Tapi seandainya tidak ada, kruk as standard
dibalans ulang dan dicek defiasi ayunan lengan kruk as harus dibawah
0,10 milimeter. Setang piston diganti baru, dengan kerapatan daun kruk
as 43 milimeter, setang pakai punya jupiter z lebih murah dibanding
harus membeli con-rod 4ST milik crypton. Harganya bisa separuh bokkk…
sisanya lumayan buat beramal ke mekaniknya
Urusan transmisi, perbandingan rasio diracik ulang untuk meperoleh
tautan percepatan yang gila-gilaan dan output torsi besar di gigi 4
hingga mampu teriak di putaran tinggi kita pakai 26/23. Lainnya hitungan
umum
Sayangnya mendekati event gigi rasionya rompal saat setting, jadi
terpaksa balik ke standard, timernya turun 0.3 second karena percepatan
di gigi 4 mengandalkan standarnya sangat rendah… nangis-nangis kita
sebagai mekanik memasangnya, cuma bisa ndremimil, “semoga banter-semoga
banter…” hahahah… Karena memakai gir standard terpaksa final gir kita
pakai 13-36, gir dibubut ditipiskan agar muat di rantai honda karisma.
Seandainya rasio sehat kita bisa pakai final gir lebih berat, topspeed
diharapkan bisa lebih tinggi.
Crankcase jika masih layak, bisa dipakai, tapi jika sudah terlalu
oblak bisa hunting bak tengah dari motor X1 Thailand, atau pesan di
yamaha sepasang crankcase crypton baru, notanya disimpen biar ga
dipermasalahkan kalau-kalau ada Polisi yang lagi bete ngeliat kita
nyeting motor n dikandangkan motor kita di POLSEK, aduh aduh padahal
nyeting kan tidak melakukan kejahatan, toh lintasan balap drag di
Indonesia sangat minim, beda dengan thailand yang balap drag jadi
primadona! Sebenernya kami para mekanik ini pun sudah mencari jalan yang
sepi dan aman, toh emang pekerjaan kita disini demi mencari nafkah
keluarga kok ya tega kalau mendenda motor balap resmi, hiks…hikss…
curhat colongan Siapa yang pernah juga hayo angkat tangan?! Kalau balap liar ditertibkan saya setuju pak hehehe… lebih mantap lagi jika polisi mengadakan event balap untuk mewadahi aspirasi anak-anak muda biar ga salah arah…
Selesai urusan kruk as dan kawan-kawan kita tutup bak tengah. Blak!!!
Kencang-kuat-presisi! Area kopling modifikasi umum lah, menggunakan bak
kopling manual, bisa dari merk TDR, atau langsung buatan yamaha
Thailand, bisa. Kampas kopling dipakai dari pabrikan Suzuki, tipe FR 80,
tapi kita pakai merk TOKAIDO hehehehe… atau INDOPART lah, udah bagusan
itu, masalahnya mosok motornya udah nggak ada di jalan, suzuki masih
nyiptain banyak spare part nya?
kalau dibelikan yang merk TDR Racing pasti lebih mantap lemparan
tenaganya. Pir kopling pun begitu , kita mengandalkan pir kopling smash
yang 8.000 an, masyaALLAH, kasian ya kita.. hiks… Pengennya kalau bisa
pakai pir kopling yamaha RX king original, sadaaaappp… apalagi kalau
pakai pir kopling Yamaha YZ125, mantap… padahal kita ada, tapi harga
ratusan ribu itu tidak mampu dijangkau sang pemilik motor yang notabene
masih duduk di bangku sekolahan, padahal yo anake pak Carik, hehehe…
tapi namanya belum bisa kerja sendiri jadi ya gapapa lah, diterima
seadanya, rejeki bisa dicari nanti dari boss besar Allah maha adil… lagi maha penyayang
Balancer kita buat dengan bobot 600 gram, mengimbangi hal itu magnit
kita rubah menjadi total loss , mengandalkan pulser dari jupiter z DC,
berat rotor magnit mencapai 700 gram, dengan mencopot seluruh rangkaian
magnit, dan melakukan pembubutan disana-sini. Tujuannya memperingan
putaran mesin agar mampu meraih kitiran belasan ribu rpm dengan tetap
stabil. Kalau ada duit lebih ya beli pengapian kit YZ 125, aduh aduh
aduh… coba denger geberannya bisa bikin horny… emmmppphhhh Hidup hanya sekali , coba sempatkan deh merasakan nikmat geberannya awas mimpi basah.
Piston kita semua tahu, izumi maupun brt tidak pernah mengeluarkan
piston racing, bagaimana untuk menaikkan kompresi??? Memapas head / blok
sebanyak-banyaknya? Bukan pilihan yang bagus. Selain rantai keteng jadi
mulur gila-gilaan, top noken as seringkali meleset jauh dari standard,
itulah sebab seringkali meski sudah kita buatkan noken as sakti ala
kalau dipasang di head yang tidak presisi = boong. Oleh karenanya Blok
silinder ditipiskan 0.5 milimeter, disusul head 0.8 milimeter sudah
cukup. Untuk menembus rasio kompresi 13 : 1, kepala piston kita LAS!! Ya
! Ditambal las argon, kemudian kita bubut ulang, hingga hasil customize
ini membentuk dum melesak kedalam kubah ruang bakar selebar 39
milimeter. Dum ini dibatasi mendekati busi hampir 1 milimeter saja
celahnya, pokoknya gak nabrak, selisih piston dengan kubah disisakan 2
milimeter agar tidak terlalu padat. Kalau pecah kan kasian juga, kasian
kita nya maksudnya menunggu kelamaan duit sang juragan gak cair-cair
buat ngebenahin mesin, hehehehe… nunggu mecah celengan ayam dulu dari
hasil nabung uang saku sekolah hehehheeh… semoga segera dikabulkan dapet
juragan besar bisa bikin motor bore up, curhat terusss…
Katup sementara ini mengandalkan milik smash dengan jarak klep 4
milimeter dipatok aman untuk mengawal noken as racing dengan pinggang
17,8 milimeter, durasinya disimpen saja
yang pasti in close di area 70 – 80 derajat, ex open di 80 – 90
derajat. Pegas katup dipilih yang murah aja lah pakai CS 1, kita tidak
berharap putaran atasnya bisa kuat, oleh karena itu cdi kita batasi di
12.000 RPM, kalau ada rejeki pir klep bagus kitiran mesin bisa dibuka
lebih tinggi lagi tanpa takut floating dan mesin jebol, lagipula kem
bisa dibuat lebih tinggi hingga pinggang 16.5 milimeter ajiiibbbbbbb…!!!
Sementara yang ada dulu.
Porting didesain dengan puncak torsi di 8500 RPM, dengan raihan
tenaga puncak di 10.500 RPM, oleh karena itu kita pilih porting diameter
21 milimeter, kalau ini ahlinya mas wawan membentuk porting… monggo
mas… disekecaaken. porting buang 100 % diameter klep buang. Untuk
menghasilkan tenaga lebih baik mungkin bisa digapai dengan rubahan beli
head baru lagi untuk didesain ulang memakai klep sonic, dikecilkan ulang
mencapai diameter 26mm inlet, dan buang 22mm.
Intake manifold kita tidak merusak konfigurasi bawaan dari pabrikan
jepang, masih mengandalkan standard, termasuk lekuk-lekuannya, bagian
bawah match dengan porting kami, ujung yang bertemu dengan karburator
kita las diral dan dibor ulang untuk mampu menggamit karburator keihin
PE 28 milimeter. Sekali lagi demi menghemat dana, tapi disisi lain kita
menciptakan intake model down draught murmerceng hehehe… Knalpot
didesain begitu pula, leher knalpot masih memakai standardnya, dengan
pertimbangan kita masih ingin melihat kemampuan desain dari arsitek
pabrikan yamaha, mengingat kapasitas silinder nya tidak jauh dari
standardnya, serta kelokan awal antara porting buang yang berharmonisasi
dengan header, pasti para engineer itu sudah memikirkan dengan tepat
kepresisian aliran udaranya. Mungkin besok kita akan desainkan knalpot
racing made in full system, dengan leheran lebih landai, semoga lebih
baik hasilnya, tapi lebih baik pun kita tidak akan diangkat jadi arsitek
mesin yamaha mengawal Jorge Lorenzo di Moto GP… mungkin diangkat buat
jadi kacung bagian ngelap-ngelap knalpot biar tetap mengkilat tanpa debu
ya… wkwkkwkwkw
Karburator , kita percayakan pada pabrikan Keihin yang menciptakan
karburator untuk motor Honda NSR, dengan pilot jet #60 dan main jet
#118, busi dikawal busi NGK c7HSA standard yang ga nyampe 15.000 an.
Koil kita pakai dari Kawasaki KAZE, siapa yang mau menyumbang koil YZ125
nggih monggo, kita terima keikhlasannya semoga amal ibadahnya terus
tidak putus-putus selama kita pakai balap
CDI, kita pakai dari BRT, pilihanyya tipe SMART CLICK, lansiran tahun
2008, sengaja muter-muter cari yang jual stok lama, supaya murah lagi…
aduh aduh… seru ya ceritanya, kalau menderita gini malah lebih asik ya
:p Tega amat… jangan gitu ya calon juragan-juragan RAT motor yang baru…
hehehehe… Timing pengapian kita patok 38 derajat BDTC, sekaligus
membatasi RPM. Lumayan lah fitur CDI smart click ini, padahal kalau ada
REXTOR atau BRT yang super I-Max, tentu ketepatan timing akan menentukan
karakter mesin bisa diatur agar lebih keras di putaran bawah, stabil
diputaran tengah, tetap nafas di putaran tinggi… ajibb.. harusnya adanya
teknologi canggih kan digunakan, bukan dihindari, susah-susah yang
bikin tuh, terima kasih om Tommy Huang, terima kasih om Novel Faizal…
you’re rock!!
Apa ya yang kurang… well maybe lots, karena kita manusia jauh dari
sempurna, karena manusia bisa berencana dan berusaha, namun tuhan yang
menentukan. Diakhir lomba saat pulang kita koreksi, piston mulai retak
terkena kompresi yang tidak cocok dengan bahan-bakar pertamax, harusnya
minta bensol…
belum ditambah jika joki miss gear… aduh dik. Pokoknya kalau pembalap
udah miss gear lebih dari 2 kali, harap mesin dibongkar siapa tahu klep
bocor atau kruk as sudah tidak lagi center. Pengalaman kami dipakai
pembelajaran bersama lah supaya tidak terulang.
Sumber : 66tech.wordpress.com
Ban Drag Racing ..??! hehehe
Rasio Pecah Karena Miss Gear
Crankcase segar, kebersihan – sebagian dari iman
Balancer diperdekat dengan kruk as, seperti cakram
Rotor dibubut habis
Total Loss System
Kepikiran sampai dibawa mimpi… wkwkkwkw
CDI BRT smart click
Piston Hi-Dome
Porting dipendekkan 10 milimeter, katup shogun
Blok di press, deck clearance pasti 0.8 milimeter
Cylinder head ditutup dengan Torque Wrench, torsi tiap baut presisi
Knalpot yamaha crypton multigrade
Coil kawasaki KAZE
Noken as standard sulapan
Balapan cepet2an bikin noken as
Gir depan belakang dibubut, rantai pakai karisma
Sumber : 66tech.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar